Program Kementerian Koperasi dan UKM yang berfokus pada reformasi koperasi telah memengaruhi langkah-langkah Perhimpunan Baitul Mall Wa Tamwil (BMT) atau Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). Verifikasi terhadap keaktifan anggota mereka merupakan bagian dari reformasi total yang dicanangkan.
Dalam acara Silatnas 2016 Perhimpunan BMT Indonesia di Boyolali, Menteri Koperasi UKM AAGN Puspayoga mengungkapkan komitmennya untuk mereformasi dan mengembangkan koperasi di Indonesia. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah rehabilitasi, reorientasi, dan pengembangan lebih dari 62 ribu koperasi yang sebelumnya tidak aktif. Dengan usaha bersama, kita dapat memperkuat koperasi sebagai alat penting dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Sebanyak 62 ribu koperasi diberikan waktu enam bulan untuk memberikan tanggapan sebelum dinyatakan dibubarkan secara resmi. Demikian disampaikan oleh Menteri AAGN Puspayoga melalui keterangan resmi pada hari.
Menurut Menteri Puspayoga, jumlah koperasi yang banyak namun tidak berkualitas sebenarnya merupakan beban daripada sebuah kebanggaan. Sebaliknya, koperasi yang sedikit namun berkualitas seperti beberapa BMT yang telah membuka cabang di Singapura dan menghasilkan omset ratusan miliar adalah contoh yang patut ditiru.
Pertumbuhan BMT (Badan Usaha Milik Tetap) di Indonesia terus meningkat. Menurut data PBMT (Perhimpunan BMT), pada tahun 2015, BMT sudah melayani sekitar 3,7 juta orang dengan total aset sebesar Rp16 triliun yang dikelola oleh 20 ribu orang. Sementara itu, menurut data Kemenkop UKM, saat ini ada sekitar 150.223 unit usaha koperasi di seluruh Indonesia.
Menurutnya, saat ini terdapat sekitar 1,5% koperasi berbadan hukum KSPPS. Dia yakin bahwa jumlah BMT atau KSPPS akan terus berkembang dan meningkat secara kualitas.
Menteri Puspayoga berharap bahwa BMT Indonesia akan menjadi motor penggerak utama dalam perkembangan BMT/KSPPS. Ia juga mendorong agar Kopontren dapat mengubah anggaran dasar mereka dan menjadi KSPPS/UPPS Koperasi untuk semakin berkembang.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia, Jularso, dalam acara Silatnas 2016 ini, mereka telah melakukan verifikasi ulang terhadap anggota yang terdaftar. Dari jumlah 550 BMT, sekitar 200 di antaranya tidak melakukan registrasi ulang.
Sebanyak 350 BMT dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam Silatnas 2016. Kami memilih memberikan kesempatan kepada BMT yang tidak melakukan registrasi ulang, serta BMT baru yang ingin bergabung, untuk mendaftar kembali pada Silatnas tahun depan,” demikian dijelaskan olehnya.